GMKI dan GAMKI Anggap Burhanudin sebagai Jaksa Agung Paling Berani dan Tegas
Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk membela rakyat kecil dan para pensiunan yang menaruh harapan terhadap BUMN tersebut untuk menyimpan dana mereka. Salah satu cara yang dilakukan membela hak rakyat tersebut adalah dengan menuntut hukuman mati terdakwa perkara korupsi Jiwasraya dan Asabri.
"Pemberantasan tindak pidana korupsi juga dilakukan untuk memulihkan dan mengembalikan aset negara," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Kejagung juga melakukan terobosan dengan menerapkan prinsip hukum yaitu, kepastian hukum dan kemanfaatan dengan melakukan restorative justice. Menurutnya, restorative justice dilakukan agar hukum tidak hanya dipandang sebagai sarana satu-satunya untuk sanksi pidana.
Restorative justice dilakukan dengan cara mendamaikan korban dan pelaku dengan pemulihan nama baik serta memperkuat kekeluargaan di antara mereka. "Penerapan restorative justictie dilakukan untuk menawarkan hukum yang baik dengan mencapai keadilan yang substantif,” kata Burhanuddin.
Senior GMKI dan GAMKI Maruarar Sirait mengapresisiasi kinerja Jaksa Agung ST Burhanuddin yang telah banyak melakukan langkah-langkah yang tidak tebang pilih dalam penegakan hukum di Indonesia. "Kami sangat mengapresiasi langkah-lagkah hukum yang tidak tebang pilih tersebut," ujar Maruarar.
Dia menjelaskan dari data survei, popularitas ST Burhanuddin sangat rendah sekali, tetapi masyarakat sangat puas dengan kinerja Jaksa Agung saat ini. Maruarar mencontohkan pengungkapan kasus Asabri dan Jiwasraya dan kasus-kasus lainnya, membuat masyarakat puas atas kinerja Jaksa Agung.
Menurut Ara, panggilan akrab Maruarar Sirait, Burhanuddin adalah orang yang sangat bekerja bagus, bekerja keras dan low profile. Ara menyatakan Burhanuddin tidak ingin tampil di media dengan cara-cara tak baik untuk bisa terkenal.
“Hasil survei menyatakan kepuasan masyarakat sangat tinggi atas kinerja Jaksa Agung ST Burhanuddin. Ini sejalan dengan misi Indonesia, harus dipimpin oleh orang yang berintegritas dan tidak mencari popularistas dan tidak ingin terkenal dengan cara-cara yang salah. Apa lagi dengan sosial media sekarang, banyak orang yang ingin terkenal bahkan dilakukan dengan penipuan-penipuan," kata putra sulung almarhum Sabam Sirait itu.