Golkar dan PDIP Tak Risaukan Demokrat
Selasa, 18 November 2008 – 09:58 WIB
Hasil survei politik yang memantau perkembangan tingkat elektibilitas memang telah menjadi kebutuhan hampir setiap partai. Menurut Tjahjo, selain beberapa temuan dari lembaga eksternal, PDIP secara rutin melakukan survei internal. ’’Jadi, tidak ada masalah hasil (LSI) itu. Akan kami rekam sekaligus cek kebenarannya untuk dijadikan bahan evaluasi,’’ ujarnya.
Apakah hasil LSI tersebut nanti juga berpengaruh terhadap pencalonan Megawati sebagai capres? Tjahjo mengelak. Menurut ketua Badan Pemenangan Pemilu (BP Pemilu) PDIP itu, pencalonan ketua umum PDIP tersebut sudah bersifat final. ’’Tidak terkait, semua parpol tetap berhak mengajukan capres,’’ tegasnya.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengungkapkan, menanjaknya tingkat keterpilihan partainya menjadi bukti bahwa gaya politik santun lebih efektif. Model negative campaign terhadap SBY sama sekali tidak berhasil. ’’Iklan politik Wiranto yang mengungkap data kemiskinan itu, sikap oposisi (PDIP, Red) yang menyebut pemerintah tidak berbuat apa-apa, atau kritik tajam terhadap BLT ternyata tidak mempan. Elite politik berkata begini, rakyat ternyata punya pandangan berbeda,’’ ungkapnya.
Meski survei LSI menyebutkan per November 2008 suara Partai Demokrat naik menjadi 16,8 persen dari 12,1 persen per Juni 2008, Mubarok mencoba tetap realistis. Dia tidak ingin menambah target perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2009. ’’Kami pakai ukuran matematis tradisional saja,’’ katanya.
Saat Pemilu 2004, kata dia, pemilih yang terdaftar dan memiliki kartu tanda anggota (KTA) Partai Demokrat mencapai 10 juta orang. Ternyata, yang memilih Partai Demokrat mencapai 7,5 juta orang.
Menjelang Pemilu 2009, imbuh dia, jumlah pemegang KTA Partai Demokrat bertambah menjadi 20 juta orang. Karena itu, logika matematisnya, akan ada 15 juta pemilih yang memilih partainya. ’’Kalau bisa mencapai 15 persen saja, itu sudah luar biasa. Kalau lebih, itu berkah,’’ ucapnya.