Gubernur Khofifah Ajak Santri Berdaya dan Siaga Menjaga Martabat
Demikian pula ketika pertempuran lima hari di Semarang, para santri berada di garda depan perjuangan.
"Di mana pun tempatnya, santri selalu terlibat aktif dalam membela tanah air memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah," ujarnya.
Atas peran nyata santri dan para kiai, lanjut Khofifah, Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2015 menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional sebagai bentuk penghormatan.
Begitu juga pada pascakemerdekaan Indonesia, Khofifah menyebutkan santri lebih semangat lagi memenuhi panggilan ibu pertiwi.
Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.
"Catatan ini menunjukkan meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama. Sebab, santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilaku," tegasnya.
Karena itu, terang Khofifah, santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi beragama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk.
"Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan berarti menjaga Indonesia," tegasnya.