Gubernur Kritik Keras Bulog, Bagaimana Sikap Jokowi?
Disebutkan, pada tahun 2015 pertumbuhan produksi jagung di NTB adalah yang tertinggi di Indonesia, mencapai 1,01 juta ton atau naik sekitar 26 persen dari tahun lalu. Dari total produksi, sekitar 150 ribu ton diekspor langsung melalui pelabuhan di Pulau Sumbawa.
Sayangnya, gubenur mengeluhkan harga jagung di saat panen kerap jatuh. Bahkan, harga jagung pernah mencapai titik terendah yaitu Rp 1.600 perkilo gram.
Gubernur mengadu bahwa instruksi Presiden Joko Widodo tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Jagung senilai Rp 2.500 perkilo gram belum terealisasi. Sejak instruksi tersebut dikeluarkan pada kegiatan Tambora tahun lalu, Bulog NTB belum bisa menyerap jagung.
“Intruksi Presiden soal (HPP) jagung sebesar Rp 2.500 belum terealisasi. Sebab Bulog belum bisa menyerap Jagung NTB," ujarnya.
Anehnya, imbuh TGB, Bulog justru berencana untuk mengimpor Jagung dengan HPP sebesar Rp 3.000 perkilo gram. Rencana impor jagung ini pun diyakini akan sangat merugikan petani.
“Tiba-tiba sekarang mau mengimpor dengan harga Rp 3.000 perkilo gram, kalau saja Rp 3.000 itu sekali lagi untuk petani kita di dalam negeri, insya Allah semuanya akan sejahtera,” protes gubernur.
Presiden Jokowi sendiri belum memberikan tanggapan. Jokowi hanya terlihat mengangguk saat mendengar penjelasan bernada keluh-kesah dari Gubernur NTB tersebut.(uki/r9/fri/jpnn)