Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Guru Besar Farmasi Jawab Kontroversi Pernyataan Dokter Lois

Selasa, 13 Juli 2021 – 13:57 WIB
Guru Besar Farmasi Jawab Kontroversi Pernyataan Dokter Lois - JPNN.COM
Ilustrasi: Favipiravir, obat yang bisa digunakan untuk terapi COVID-19 hasil produksi dari PT Kimia Farma, Tbk. ANTARA/Dok Humas Bio Farma/pri

Jika efek samping tersebut membahayakan, tentu hasil akhirnya akan membahayakan.

"Seperti contohnya obat azitromisin dan hidroksiklorokuin yang dulu digunakan untuk terapi COVID, atau azitromisin dengan levofloksasin, mereka sama-sama memiliki efek samping mengganggu irama jantung. Jika digunakan bersama bisa terjadi efek total yang membahayakan," katanya.

Selain itu, interaksi obat dapat meningkatkan efek terapi obat lain.

Pada tingkat tertentu peningkatan efek terapi suatu obat akibat adanya obat lain dapat menguntungkan, tetapi juga dapat berbahaya jika efek tersebut menjadi berlebihan.

Zullies kemudian mencontohkan interaksi obat yang menyebabkan penurunan kadar gula darah yang berlebihan akibat penggunaan insulin dan obat diabetes oral, bisa menjadi berbahaya.

Seperti penjelasan sebelumnya, ada sejumlah penyakit yang harus menggunakan kombinasi obat dalam terapi.

Untuk itu, perlu dipilih obat yang memiliki risiko interaksi terkecil.

Banyak buku-buku teks tentang interaksi obat yang dapat digunakan sebagai panduan dalam memilih obat yang akan dikombinasikan untuk meminimalkan interaksi obat.

Guru Besar Farmasi menjawab kontroversi pernyataan dokter Lois Owien soal pasien COVID-19.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News