Guru Besar IPB Beri Solusi Atasi Krisis Ekonomi Akibat Corona
Berangkat dari konsep itu, maka sektor pendidikan yang harus disiapkan dalam menghadapi Covid-19 adalah pendidikan pertanian. "SMK Pertanian harus diperkuat yang bisa menjadi solusi jangka pendek dan jangka panjang," ucapnya.
Mengapa SMK Pertanian? Karena menurut Asep, dalam prakteknya tinggal menerapkan penemuan-penemuan atau ilmu-ilmu yang sudah tersedia. Jadi tidak diperlukan bobot teori yang banyak dalam proses pendidikannya. Tinggal praktek dari hari ke hari. Plus sumber daya alam sangat berlimpah.
Di masa Covid-19 ini SMK Pertanian bisa dititipkan menanam rempah-rempah yang berkhasiat untuk daya imunitas kita, seperti jahe, kunyit, sereh, temulawak, bawah merah, bawang putih dan lain-lain yang dikenal sebagai bahan bumbu masak natural (empon-empon).
Komoditas ini pun bisa jadi penggerak ekonomi berbasis sumber daya alam Indonesia. Secara teori ekonomi endogen, komoditas ini akan memperkuat fondasi ekonomi secara laten dan berjangka panjang, bahkan selama-lamanya, selama ada kehidupan.
Pada saat wabah melanda, produk-produk herbal ini bisa saja disebar ke pasar atau melalui digital marketplace dalam bentuk bahan mentah. Namun dalam jangka menengah dan panjang bisa diolah terlebih dahulu menjadi bumbu masak, bahan kosmetik, kesehatan, dan obat-obat herbal. Produk pascapanen itu tentu mempunyai nilai tambah yang melipat.
"SMK Pertanian harus dilengkapi dengan laboratorium dan unit produksi pasca panen. Sehingga lembaga pendidikan pertanian ini bisa menghidupi dirinya sendiri," ujarnya.
Asep menambahkan, konsep pendidikannya terintegrasi dengan bisnis, tidak berdiri sendiri-sendiri, masing-masing secara terpisah. Para pemuda di sekitarnya dapat menjadi siswa SMK Pertanian dengan beasiswa atau berbayar tergantung ekonomi keluarga.
"Mereka dapat menjadi pengusaha agribisnis yang pasarnya sangat luas. Dengan adanya wabah Covid-19 ini penduduk dunia semakin sadar betapa pentingnya back to nature (kembali ke alam)," terangnya.