Guru Honorer Ini Jalan Kaki dari Klaten ke Yogya, Istrinya Menangis
Di Kota Gudeng, Supriyadi ingin mengunjungi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kampus tempat dia menimbal ilmu, sebelumnya akhirnya menjadi guru olahraga selama 25 tahun.
Lulus jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan UNY pada 1997, Supriyadi langsung diterima sebagai guru di Semarang dan Grobogan.
Waktu itu mengajar di sekolah swasta. Enam tahun berselang, dia pilih pulang kampung. Setelah diterima mengajar di SMPN 1 Trucuk. Statusnya hanya guru honorer. Gaji per bulan sekitar Rp 200 ribu.
“Gaji sebegitu bertahan sampai 2019. Akhirnya pada 2020, gaji saya naik jadi Rp 400 ribu per bulan. Setelah ada tambahan jam mengajar. Lalu saya mendaftar PPPK, pada Agustus lalu. Ternyata lolos administrasi dan mengikuti tes pada September,” kata Supriyadi sambil sesekali meregangkan kakinya yang masih kram.
Supriyadi mendapat kabar lolos tes PPPK, Jumat (8/10).
Dia langsung bersiap berjalan kaki dari SMPN 1 Trucuk menuju UNY sebagai wujud syukur. Kemudian direalisasikan pada Minggu (10/10) pagi pukul 06.00.
“Setelah salat Subuh, saya minta diantar istri ke SMPN 1 Trucuk. Saya bilang ke istri, ingin piknik ke Jogja. Sempat ditanya, kok tidak ada temannya? Lalu saya jelaskan, saya ingin jalan kaki menuju Jogja, sebagai bagian dari nazar setelah lulus tes PPPK,” beber Supriyadi.
Istri Supriyadi, Sukani (53) menangis sejadi-jadinya. Karena permintaan istri untuk menemani sampai ke Jogja ditolak.