Gus Dur, Bapak Demokrasi Papua
Selasa, 26 Januari 2010 – 08:00 WIB
Selain itu, untuk menata Indonesia Baru dan Papua Baru demi tercipta hidup berdampingan antara dua bangsa bertetangga Indonesia-Papua yang memiliki sejarah penjajahan dan proses pembangsaan yang relatif sama sebagaimana telah disuarakan Bapak Papua Nicholas Jouwe, sebagaimana kebajikan kemanusiaan dan peradaban.
"Pengembalian Papua adalah bukti bahwa masalah Papua hanya dapat diselesaikan antara rakyat Papua bersama dengan pemerintah dan bangsa Indonesia. Meskipun kita sangat menghargai dan menerima baik adanya simpati dan campur tangan asing yang memiliki kekuatan tertentu, namun haruslah diakui sebatas dukungan dalam rangka penyelesaian dan sama sekali bukan penentu. Masalah Papua adalah murni tuntan nurani rakyat Papua bersama pemerintah dan bangsa Indonesia untuk menemukan jalan penyelesaian mencapai kesetaraan," tandasnya.
Sekjen PDP Thaha Alhamid mengatakan, acara ini sebenarnya sebuah refleksi 10 tahun nama Papua dikembalikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid dan menjadi instrospeksi apakah dengan pengembalian nama itu semua masalah di Papua akan selesai. "Pertanyaan penting, sesudah nama itu kembali, apakah juga peradaban Papua kembali" Apakah juga kelakuan orang Papua kembali dan sampai sekarang ini kita harus terus menerus berusaha untuk mengisi substansi dari nama itu, supaya peradaban, kehidupan ekonomi terutama betul-betul bisa memanusiakan orang Papua," jelasnya.