Gus Halim: Warga Tengger Harus Jaga Adat dan Tetap Inovatif
Ketua DPRD Jawa Timur 2014-2019 ini meminta masyarakat adat Desa Ranupani untuk terus melakukan inovasi dan adaptif terhadap berbagai tren yang saat ini berkembang. Hal ini sesuai dengan tujuan SDGs Desa ke-18 bahwa pembangunan desa harus bercirikan Desa Dinamis Desa Adaptif.
“Potensi Desa Ranupani yang begitu luar biasa akan sia-sia jika warganya tidak inovatif untuk memanfaatkannya. Namun, saya melihat saat ini ada sepeda gunung, ada alat pendakian, tenda, gamelan, rumah adat tolong dijaga betul supaya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin,” kata Gus Halim.
Gus Halim mengingatkan agar pembangunan Desa Ranupani mengedepankan budaya gotong royong dan tidak boleh mengedepankan ego pribadi atau kelompok. Desa Ranupani harus dibangun bersama-sama oleh sesama warga, maupun bersama pemerintah.
"Mencintai Ranupani tanpa harus memiliki. Kita mencintai desa-desa di Indonesia tetapi kita memberikan ruang yang cukup untuk berkembang sesuai dengan kearifan lokal. Itu sebagaimana tujuan SDGs Desa ke-18 yaitu kelembagaan desa dinamis budaya desa adaptif," katanya.
Pembangunan desa, tegas Gus Halim harus dilaksanakan tanpa keluar dari akar budayanya. Contohnya adalah dengan dilaksanakannya upacara adat yang disertai dengan pengambilan video.
“Selain itu juga penguasaan bahasa asing sehingga dapat berkomunikasi dengan wisatawan internasional yang berkunjung,” kata Gus Halim.
Ketua Adat Suku Tengger Bambang Sutejo mengungkapkan Ranupani dihuni oleh warga dengan latar keyakinan berbeda-beda. Meskipun demikian masyarakatnya sangat kental dengan ada Suku Tengger.
“Di sini masyarakatnya Suku Tengger, agamanya macam-macam. Ada Islam, Hindu, Kristen. Namun, masyarakatnya rukun damai karena semua untuk kebersamaan, hasil bumi untuk kita semua," kata Bambang Sutejo.(jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: