Hamil 6 Bulan Dibantai 7 Liang
Kamis, 19 April 2012 – 11:26 WIB
Sesuai pengakuan Cinta, saat AS memberikan uang jajan, hal itu tidak diketahui ibunya. Namun Cinta mengaku, ES sebelumnya pernah datang ke rumah mereka. “Om itu sudah pernah datang ke rumah. Tapi saya tidak tau nama Om itu siapa. Waktu Om itu memberikan uang jajan, ibu sedang mencuci di kamar mandi,” kata Cinta sambil melalap roti. Di tengah keramaian warga yang datang hendak melihat kejadian itu, Cinta mengatakan sudah mengetahui ibunya meninggal karena dibunuh. “Ibu sudah mati (meninggal) dibunuh. Saya tidak tau siapa yang membunuh Ibu. Nggak ada lagi Ibu. Ibu baik, tidak suka memukul,” katanya sambil duduk di samping rumahnya.
Sementara itu, Ponijo (38), suami korban, mengaku mengetahui kejadian tersebut setelah ditelepon keluarganya. Saat kejadian itu, dia mengaku bekerja di Yayasan USI sebagai supir. “Saya dapat telepon dari keluarga, katanya istriku dibunuh dan berdarah-darah di dapur. Saya permisi dari kantor pulang ke rumah. Sampai di rumah, saya lihat istri saya sudah terkapar di lantai bersimbah darah dalam kondisi tidak bernyawa. Dia bercerita, sekitar pukul 8:00 WIB, seperti biasa dia mengantarkan dua anaknya ke sekolah, Kiki kelas 5 SD dan Rangga sekolag TK Stadion. Usai mengantarkan anaknya, dia langsung berangkat kerja ke USI.
“Tadi pagi waktu saya tinggalkan masih sehat-sehat saja. Kondisi ruang tamu dan barang-barang rumah pun masih begini, belum ada yang dirubah. Kalau pelakunya perampok, pasti sudah ada yang hilang barang-barang. Tapi sampai detik ini belum ada barang-barang yang diketahui hilang,” katanya. Masih kata Ponijo, istrinya sedang mengandung 6 bulan anak keenamnya. Sementara lima anaknya, yakni anak pertama Rizki alias Kiki kelas 5 SD, anak kedua Reja (9) kelas 3 SD tinggal dengan oppungnya di Kisaran, anak ketiga Rangga (5) TK, anak keempat Cinta (3) dan anak kelima, Cindy (2) tinggal dengan oppungnya juga di Kisaran.