Harga Cabai Masih Tinggi
SURABAYA - Meski sudah memasuki musim panen, harga cabai baik jenis rawit merah maupun cabai merah besar tak kunjung turun. Bertahannya harga cabai disebabkan produksi yang menyusut hingga 30-40 persen dibandingkan awal panen biasanya.
Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Sukoco mengatakan, sejumlah wilayah sentra tanaman cabai merah besar di dataran tinggi sudah mulai panen. Seperti di Kediri dengan produksi per hari 25-30 ton. Selain itu, panen perdana juga berlangsung di Malang, Bojonegoro, dan Banyuwangi.
Musim panen sekarang merupakan hasil penanaman pada Desember 2013 lalu dengan luas areal tanam untuk cabai merah besar dan keriting sekitar 1.800 hektare.
"Kendati sudah musim panen, tapi harga masih tinggi. Harga cabai merah besar di kisaran Rp 20 ribu-Rp 21 ribu per kg. Cabai keriting bertahan di kisaran Rp 22 ribu-Rp 23 ribu per kg di tingkat petani," tuturnya kemarin (11/2).
Cabai rawit merah, lanjut dia, juga demikian. Pada awal Januari seharga Rp 17 ribu per kg di tingkat petani. Kemudian pertengahan Januari hingga sekarang harga naik dan cenderung stabil di kisaran Rp 24-25 ribu per kg,
Menurut Sukoco, masih tingginya harga cabai disebabkan produktivitas yang rendah. Apalagi komoditas cabai sangat rentan terhadap iklim. Terutama saat musim hujan seperti sekarang sehingga cepat membusuk.
Padahal dalam kondisi normal, harga cabai semestinya pada awal panen bergerak turun hingga masa panen raya. Rata-rata harga cabai merah besar dan keriting di tingkat petani menjadi Rp 12.000 per kg. Sedangkan harga cabai rawit sekitar Rp 14 ribu-Rp 15 ribu per kg.
"Kami perkirakan ada penurunan produksi 30-40 persen. Makanya kami belum tahu pada panen raya bulan depan, bagaimana kondisinya. Pada musim panen kali ini yang kami khawatirkan juga aktivitas Gunung Kelud. Sebagian besar sentra cabai di Kediri berada di lereng gunung," tuturnya. (res/oki)