Hari Ini, 70 Tahun Lalu, Perkampungan Belanda Depok Diserbu Laskar Rakyat
9 Oktober 1945: Segerombolan orang bersenjatakan bambu runcing merampok lima keluarga yang disebut-sebut sebagai kaki tangan Belanda. Mereka menjarah semua barang-barang kekayaannya.
10 Oktober 1945: Giliran gudang koperasi tempat menyimpan bahan pangan dijarah oleh sekelompok gelandangan.
Polisi dan para aparatur pemerintah RI yang mengetahui kedua peristiwa itu tidak melakukan tindakan apa-apa selain berdiri menontonnya.
11 Oktober 1945: Sekitar 4.000 orang datang ke Depok, ada yang menumpang kereta api, truk bahkan gerobak sapi. Kedatangan orang-orang itu dengan sepengetahuan aparatur pemerintah dan kepolisian RI.
Gerombolan tersebut dengan bebas merampok dan mengobrak-abrik rumah-rumah dan mengusir penghuninya, terutama penduduk Kristen Eropa.
Para korban itu sulit mencari perlindungan karena lari ke hutan-hutanpun keselamatan mereka tidak terjamin. Sebab di sekitar hutan juga banyak perampok yang mengambil harta bendanya seperti pakaian, makanan, uang kertas Jepang dan Belanda, permata dan uang perak Belanda.
Dengan melihat ciri-cirinya, cukup jelas bahwa aksi-aksi itu merupakan aksi kolektif yang terorganisir secara baik. Artinya ada orang atau kelompok tertentu yang mengorganisir aksi-aksi tersebut.
13 Oktober 1945: Dilaporkan 10 orang warga Depok dibunuh. Selain itu semua penduduk Eropa diburu oleh BKR dan Barisan Pelopor (yang dikenal dari pita yang diikatkan di lengannya).