Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Harlah ke-123, Bung Karno Merupakan Tokoh Dunia yang Belum Tertandingi, Ini Buktinya

Kamis, 06 Juni 2024 – 15:35 WIB
Harlah ke-123, Bung Karno Merupakan Tokoh Dunia yang Belum Tertandingi, Ini Buktinya - JPNN.COM
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjadi pembicara dalam diskusi memperingati Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6). Foto: PDIP

“Saya kira menyamakan tidak bisa. Karena memang ditulis dengan kedalaman dan satu pemahaman yang luar biasa. Dengan runtut dan sistematis, dengan mengambil referensi 60 orang penulis, saya hitung, dan tokoh-tokoh dunia yang cukup itu paling kurang. Jadi, luar biasa,” ucap Bondan.

Dia menyampaikan pleidoi Indonesia Menggugat yang berbeda dibagi dalam 19 bagian.

"Diawali dengan uraian tentang imperialisme, diakhiri dengan marhaenisme. Sangat sistematis,” sambung dia.

Dia juga menyebut pemikiran Bung Karno sangat runut dan sistematis. Bahkan, sebagai dampak dari imperialisme selama berabad-abad yang tersisa sebagai kekuatan bangsa Indonesia itu adalah tinggal kaum Marhaen.

“Yang memang itu juga diformulasikan oleh Bung Karno siapa kaum marhaen. Dan ini luar biasa. Selalu kali disederhanakan orang seolah-olah itu adalah tiruan dari pemikiran-pemikiran besar yang lain. Tapi Bung Karno tertumpu pada realita yang ada dalam masyarakat Indonesia untuk melahirkan konsep kaum Marhaen,” ujarnya.

Bondan pun mengingatkan pemikiran Bung Karno jauh melampaui zaman. Sebab, imperialisme dan kolonialisme tidak berakhir dan justru bertranformasi saat ini.

“Jadi, menurut Bung Karno, imperialisme dan kolonialisme tidak berakhir. Nah, ketika VOC bangkrut. Tetapi justru telah bermetamorfosis menjadi neoimperialisme dan neokolonialisme. Ini relevansinya dengan situasi zaman sekarang. Nah, Indonesia menggugat, menyajikan dengan jelas,” jelasnya.

Bondan juga mengajak seluruh peserta dan masyarakat untuk mendalami kembali pidato pembelaan atau Pledoi Indonesia Menggugat Bung Karno. Karena, di sana dijelaskan bahwa akar dari penderitaan dan kemiskinan rakyat itu adalah sistem ekonomi yang tidak adil.

Pleidoi Indonesia Menggugat Bung Karno ini masih terngiang-ngiang di telinga setiap orang meski sudah hampir 100 tahun yang lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News