Harry Aveling Profesor Penerjemah dari Australia Yang Cinta Sastra Indonesia
"Sampai pertengahan abad lalu yang menulis sastra Melayu adalah guru-guru sekolah, sedangkan yang menulis sastra Indonesia adalah lulusan universitas."
Menurutnya, latar belakang penulis yang berbeda ini mempengaruhi tingkat keberanian mereka untuk berpendapat lewat tulisan.
"Dalam menulis orang Indonesia lebih bebas. Ibaratnya 'setuju atau tidak, tidak apalah', kalau menurut pendapat saya. Sedangkan kalau Melayu lebih hati-hati."
Daya tarik Bahasa Indonesia semakin menjadi di mata Harry melihat potensi berkembangnya.
Contoh perkembangan yang tampak saat ini adalah penggunaan slang, khususnya di kalangan remaja Indonesia.
"Bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup dan berkembang. Tapi jangan harap saya paham yang sudah berkembang sekarang karena sudah tua." jawabnya sembari tertawa.
Harry dapat melihat dengan jelas perbedaan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu yang ia gunakan selama tumbuh di Australia.