Haruna Soemitro, Kiprah dan Kegilaannya tentang Sepak Bola
Haruna lantas memperlihatkan bekas luka itu. Ada bekas jahitan di kaki kanannya.
Memang Haruna tak bisa bermain sepak bola lagi. Namun, hasratnya menggeluti persepakbolaan tak hilang begitu saja.
Haruna muda tetap dekat dengan sepak bola dan mengurus klub di kampung halamannya. "Waktu SMA, saya sudah jadi pengurus di Persatuan Sepak Bola Magetan, Persemag," tutur suami Nur Hendriyatiningsih itu.
Setelah lulus SMA, Haruna melanjutkan studinya di Universitas Darul Ulum, Jombang. Di kampus, dia menjadi aktivis sekaligus mengurusi sepak bola mahasiswa.
Namun, Jombang hanya persinggahan sementara bagi Haruna. Surabaya menjadi kota selanjutnya.
"Setelah lulus saya bekerja dan jadi Bonek (bondho nekat, red)," tutur pria 58 tahun tersebut.
Haruna mengaku tak pernah melewatkan laga Persebaya di Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya pada era 1990-an. Sesekali dia merogoh koceknya sendiri demi mendukung Persebaya menjalani laga away di luar kota.
"Baik ke Jakarta, ke daerah lain, saya mbonek, 1990 sampai 1998-an saya terus jadi Bonek," ucap Haruna Soemitro.