Harvard Club Indonesia Bantu Cari Solusi Penanganan Virus Corona
“Perlu juga melakukan perbaikan penanganan di masyarakat luar termasuk etika batuk, salaman, cuci tangan, dan jarak sosial, sampai penutupan sekolah dan lockdown jika diperlukan. Koordinasi dengan kepala daerah dan pihak swasta terkait dukungan fasilitas kesehatan, training tenaga kesehatan, dan penyediaan alat pelindung diri,” ungkap Dian.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Panji Hadisoemarto; mengungkapkan, pemerintah harus menyampaikan informasi sesuai fakta terkait corona dan masyarakat harus kritis mengawal pendekatan pemerintah dalam menangani penyebaran virus tersebut.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemerintah Indonesia menangangi virus corona, kata Panji, diperlukan data jumlah kasus, faktor risiko, cara transmisi, kecepatan penyebaran, serta intensitas infeksi.
“Kita perlu mengingat bahwa transmisi langsung sangat berpengaruh dalam peningkatan jumlah kasus dan kegiatan sosial yang memicu transmisi langsung sangat intens di masyarakat kita. Maka dari itu kita tidak boleh menganggap enteng hanya karena kita hidup di daerah tropis,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, panelis selanjutnya, Bimo, Consultant USAID For Preparedness and Respond Emerging Pandemic Threat mengatakan, Indonesia mempunyai pengalaman menangani wabah flu burung melalui Permenkes No 658 tahun 2009 tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit New Emerging dan Re-emerging, atau disebut PINERE, sama dengan Covid-19 sebagai penyakit infeksi new-emerging.
Menurut Bimo, ada kategori lab pelaksana dan lab rujukan yang jumlahnya 44. Dalam Permenkes tersebut diatur lab pelaksana tidak boleh menetapkan hasil secara tersendiri karena prosedur penetapan hasil diagnosis lab harus dilakukan dua laboratorium berbeda.
“Bagaimana keadaan sekarang? Dari Buku Pedoman Kesiapsiagaan Covid-19 yang diterbitkan Kemenkes Februari lalu, pemeriksaan terpusat pada laboratorium Balitbangkes. Syukurlah bahwa sekarang sudah lebih terbuka dengan dilibatkannya lab Eijkman dan Universitas Airlangga. Masalahnya kedua lab tambahan itu di Jawa, Bagaimana dengan luar Jawa?,” ungkap Konsultan Kemenko PMK 2015-2019 tersebut.
Sebagai lab PINERE, kata Bimo, semua lab dalam jejaring sudah disiapkan menjadi lab diagnosis dengan peralatan lengkap. Termasuk di antaranya beberapa lab unversitas di luar Jawa seperti lab Universitas Sriwijaya, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Udayana.