Hentikan Utang Luar Negeri
Selasa, 17 Maret 2009 – 20:07 WIB
“Sebuah sikap keranjingan utang rezim neoliberal demi melayani kepuasan korporasi multinasional tanpa mempertimbangkan beban ekonomi dan sosial yang harus ditanggung oleh rakyat miskin,” tegas Deni.
Terkait dengan akan berlangsungnya pemilu legislatif dan presiden, KAU juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak memilih calon anggota legislatif/calon presiden yang masih melanjutkan ketergantungan terhadap pembiayaan utang luar negeri maupun dalam negeri.
Saat ini, kata Deni, pemerintah bersama negara kapitalis maju pada pertemuan G20 di Washington, telah menyepakati langkah reformasi struktural perekonomian dunia yang tengah krisis berlandaskan pada prinsip pasar. “Hal tersebut dilakukan dengan cara mendorong rezim investasi dan perdagangan bebas dan meningkatkan peran lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan ADB, untuk mendorong agenda-agenda pembangunan serta meningkatkan penyaluran bantuan (utang) bagi negara-negara yang terkena krisis. Termasuk meminta Bank-bank pembangunan mengucurkan dana sebanyak US$ 150 miliar untuk membantu Negara-negara berkembang.”