Hidayat Nur Wahid Ajak Kader PP Menjadi Teladan dalam Mengamalkan Pancasila
HNW menyampaikan melalui musyawarah para pendiri bangsa mencapai titik temu antara unsur nasional kebangsaan dengan unsur nasional keagamaan sehingga bisa sepakat menghadirkan Pancasila yang finalnya sebagaimana disepakati di PPKI pada 18 Agustus 1945.
“Kata 'musyawarah' sendiri berasal dari Bahasa Arab, yakni bahasa Al-Qur'an yang disucikan umat Islam, mayoritas mutlak warga Indonesia, namun secara terbuka dapat diterima oleh para anggota Panitia 9 maupun PPKI untuk masuk ke dalam Pancasila," kata HNW.
Menurut HNW, hal ini menunjukkan telah terjalin kolaborasi yang konkret dan kuat antara komunitas nasionalis kebangsaan dengan komunitas nasionalis keagamaan.
"Keduanya sama-sama mengedepankan kemaslahatan bangsa dan persatuan nasional,” ungkapnya.
Karena itu, Hidayat mengajak Pemuda Pancasila untuk terlibat aktif dan kolaboratif menjadi teladan pengamalan semua sila Pancasila.
Tujuannya agar dapat menyelamatkan generasi bonus demografi dengan menghindarkan mereka dari apatisme kebangsaan, tetapi simpati terhadap berbagai ideologi dan gerakan yang tidak sesuai dengan Pancasila dan membahayakan kedaulatan NKRI.
Semua itu bisa menghadirkan permusuhan dan perpecahan di antara anak bangsa, seperti gerakan dan kampanye dari kelompok separatis, imperialis, materialis, kapitalis, komunis, atheis, maupun juga kelompok-kelompok radikalis yang tidak menghendaki Indonesia menjadi negeri yang bersatu, maju, jaya, adil, dan makmur.
HNW menyampaikan sejarah telah menunjukkan ketika terjadi pemberontakan PKI 1965, Pemuda Pancasila yang telah dibentuk pada 1958, bersama dengan TNI, RPKHD, Pemuda Ansor, Kokam Muhammadiyah, dan unsur bangsa lainnya, bersama-sama berbagi rasa dan berbagi perjuangan, berhasil menyelamatkan Indonesia dari teror dan pemberontakan PKI dengan komunismenya yang bertentangan dengan Pancasila.