Hidup di Bui
Kondisi buruk di penjara sudah menjadi rahasia umum. Kebakaran LP Tangerang menjadi kulminasi buruknya kondisi itu. Sebuah penjara yang mestinya hanya berkapasitas 600 orang narapidana, harus disesaki oleh lebih dari 2.000 narapidana.
Dengan kelebihan kapasitas sampai 400 persen, tentu bisa dibayangkan bagaimana buruknya kondisi LP itu.
Penjara Tangerang masuk kategori kelas satu, tidak termasuk dalam kategori penjara yang berskala besar. Luasnya tidak sampai ribuan hektare. Letaknya di tengah kota, dekat dengan fasilitas pemadaman kebakaran. Kalau manajemen tanggap terhadap bencana, seharunya tragedi ini tidak terjadi.
Kedatangan pasukan pemadam kebakaran bisa lebih cepat, persiapan hidran air bisa lebih baik, dan para sipir jaga bisa lebih sigap mengatasi keadaan darurat.
Kebakaran yang terjadi Rabu (8/9) dini hari. Petugas terlihat tidak siap menghadapi situasi emergency.
Api sudah telanjur membesar di Blok C, yang ditinggali pada narapidana narkoba. Ratusan orang terkunci di dalam, dan petugas panik dan tidak bisa lagi membuka pintu sel. Tinggallah para narapidana itu meregang nyawa terpanggang hidup-hidup.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kelalaian yang memilukan dan memalukan ini.
Suara publik sangat keras menuntut agar Yasonna mundur dari jabatannya. Beberapa politisi juga menyuarakan tuntutan serupa, Yasonna harus mundur untuk mempertanggungjawabkan tragedi fatal ini.