Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ibas: People Power 22 Mei 2019 Bukan Keinginan Rakyat

Sabtu, 18 Mei 2019 – 18:57 WIB
Ibas: People Power 22 Mei 2019 Bukan Keinginan Rakyat - JPNN.COM
Amien Rais. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Center for Indonesian Election (CIE) Muhammad Ibas mengkritik anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais yang menyerukan gerakan kedaulatan rakyat, sebelumnya disebut people power.

Menurut Ibas, gerakan kedaulatan rakyat pada 22 Mei nanti tujuannya hanya mendiskualifikasi duet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Gerakan tersebut kurang relevan karena bertujuan menolak hasil Pilpres 2019 yang sudah berjalan baik dan demokratis," katanya dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (18/5).

Ibas menilai Amien ingin memaksakan calonnya menjadi pemimpin negara dengan cara-cara inkonstitusional. “Perlu digarisbawahi bahwa gerakan ini bukan atas nama rakyat apalagi pencetus dan aktor-aktornya dari BPN. Itu bukan keinginan rakyat. Itu ambisi segelintir orang yang merasa kalau calonnya tidak terpilih maka aspirasi-aspirasi radikalnya tidak bisa diterima di level pemerintahan,” katanya.

“Nafsu ingin berkuasa, jadi menghalalkan segala cara. People power berubah wujud menjadi kedaulatan rakyat, cuma hindari jeratan hukum,” tambahnya.

Ibas mengatakan gerakan tersebut berpotensi memecah belah rakyat. Apalagi sudah mengklaim atas nama rakyat padahal hanya nafsu politik semata. Dia pun mempertanyakan jika nantinya terjadi chaos, apakah BPN bertanggung jawab.

(Baca Juga: BPN Tidak Kerahkan Massa Untuk 22 Mei, tapi Silakan yang Mau)

“Sangat disayangkan sekali gerbong 02 lagi-lagi memaksakan diri sehingga masyarakat menjadi terbelah. Jika nanti terjadi chaos, apakah BPN mau bertanggung jawab. Ini kan membenturkan masyarakat hanya beda pilihan politik,” ucapnya.

Ibas pun mengapresiasi Demokrat yang menolak mengikuti pendapat radikal elite politik yang sengaja membuat gaduh suasana.

Pengamat intelijen menilai gerakan kedaulatan rakyat hanya bentuk provokasi elite di kubu yang kalah dalam Pemilu 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News