Ibu Kota Pindah: Hanya untuk Kantor Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, Kedubes
Senada, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menjelaskan bahwa wilayahnya juga berada di tengah Indonesia. Namun, dia mengunggulkan usia tanah dan batuannya yang tergolong tua, hingga 250 juta tahun.
’’Maka musibah ataupun bencana gempa boleh dikatakan nihil,’’ terangnya. Kalsel juga berada di antara ALKI I dan II. Pesisirnya layak untuk dibangunkan pelabuhan berskala internasional. Karena kedalaman lautnya memenuhi syarat untuk dilewati kapal-kapal besar.
Kalsel, lanjut Sahbirin, juga memiliki pegunungan meratus yang memiliki banyak kawasan resapan air. Itu bisa menjadi jaminan sumber air bagi ibu kota baru. Dataran di Kalsel juga bukan berupa rawa, sehingga relatif aman.
’’Bapak ibu mau bangun gedung setinggi apapun Insya Allah dari unsur tanahnya sangat mendukung sekali,’’ tambahnya.
Sahbirin menyampaikan konsep ibu kota, di mana istana kepresidenan berlatar belakang pegunungan meratus. Kemudian, di depannya, pandangan dari Istana begitu luas. Apalagi, infrastruktur dasar khususnya berupa jalan nasional juga telah tersedia. Termasuk trase jalan bebas hambattan dan dan rencana pembangunan jalur KA.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menjelaskan, pihaknya menyiapkan tiga kota sebagai alternatif lokasi ibu kota baru. masing-masing Palangkaraya seluas 66 ribu hektare, Katingan seluas 120 ribu hektare, dan Kabupaten Gunung MAs seluas 121 ribu hektare. ’’Kami siapkan antara 300-500 ribu hektare,’’ tuturnya.
Meskipun kebutuhan lahan hanya 40 ribu hektare, namun penyiapan lahan yang luas itu untuk mengantisipasi pembangunan dalam jangka panjang. Mengingat, pusat pemerintahan juga akan memancing kedatangan orang-orang baru. Dengan luas lahan yang besar, maka tidak perlu khawatir kepadatan seperti Jakarta bisa terjadi.
Kalteng juga dialiri oleh 11 sungai besar yang menjamin ketersediaan air baku. ’’Ada ratusan sungai kecil yang kami siapkan untuk ibu kota ini,’’ lanjutnya.