Iftitah Sulaiman Singgung Relevansi Satuan Kavaleri Dalam Perang Modern, Begini Penjelasannya
Kehadiran tank, kata Iftitah, tidak lantas meniadakan kehadiran pasukan berkuda. Untuk jalan-jalan sempit dan tertutup, kehadiran pasukan berkuda tetap dibutuhkan.
Jadi, kata dia, kehadiran teknologi, sifatnya saling melengkapi, bukan saling meniadakan.
Selain faktor senjata dan teknologi, Iftitah mengatakan kunci sukses memenangkan perang adalah the man behind the gun.
Dia encermati fighting spirit Ukraina sangat besar. Rusia kalah jauh. Banyak warga dan pemuda Rusia yang kabur dari kewajiban berperang.
Iftitah mencermati adanya jenderal-jenderal tua Rusia yang telah purnawirawan, harus diaktifkan lagi, karena tidak ada yang mau bertempur di Ukraina.
Berbeda dengan Rusia, kata Iftitah, warga Ukraina merelakan dirinya untuk ikut wajib militer membela negaranya.
Mantan Komandan Batalyon Kavaleri 4/Tank Kodam III Siliwangi ini, juga merujuk kepada pelajaran dari Perang Dunia II. Salah satu kesuksesan Jerman dalam perang kilat adalah Auftragstaktik.
Auftragstaktik, kata Iftitah, adalah filosofi militer yang menekankan kepada pemberian ruang dan waktu kepada komandan bawahan untuk mengambil sejumlah inisiatif.