Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ikadin & FH Usakti Bedah Kembali Kasus Kopi Sianida Bersama Para Ahli

Minggu, 12 November 2023 – 01:00 WIB
Ikadin & FH Usakti Bedah Kembali Kasus Kopi Sianida Bersama Para Ahli - JPNN.COM
Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang di Netflix, dan membuat kasus kopi sianida kini kembali menjadi sorotan publik. Foto: SC Netflix.

jpnn.com, JAKARTA - Kasus pembunuhan “kopi sianida”‎ pada 2016 kembali mengemuka dan menarik perhatian publik setelah diputarnya dokumenter “Ice Cold: Murder, Coffe and Jessica Wongso” di platform Netflix.

Kemunculan dokumenter tersebut juga memicu para akademsi untuk kembali mengupasnya melalui seminar nasional dan diskusi ilmiah bertajuk ‎“Menguak Kontroversi Kasus Pembunuhan Berencana Kopi Sianida” yang dihelat secara daring.

Dilansir dari YouTube Universitas Triksakti (Usakti) pada Sabtu ‎(11/11), seminar tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, yakni pemerhati hukum dari University of Sidney Law School, Prof. Simon Butt; spesialis forensik dan medikolegal‎ (Kepala Departemen Forensik dan Medikolegal Universitas Trisaksi), dr. Evi Untoro.

Kemudian ada spesialis forensik Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia, dr. Nurul Aida Fathya; pakar telematika Dr. Abimanyu Wachjoewidayat, serta dosen fakultas hukum Usakti, Dr. Maria Silvya Elisabeth Wangga, dan Dr. Albert Aries.

Prof. ‎Simon Butt menyampaikan pembuktian perkara kopi sianida yang membelit Jessica Kumala Wongso yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkrah) masih menyisakan tanda tanya. Pasalnya, tidak ada satu orang pun melihat Jessica ‎memasukkan sianida ke dalam gelas I Wayan Mirna Salihin.

“Ini semua alat bukti yang dipakai penuntut umum bersifat tidak langsung,” ujar profesor yang sempat menulis jurnal ilmiah soal kasus tersebut.

Adapun Evi Untoro ‎menyampaikan, soal pengaruh sianida terhadap reaksi tubuh manusia. Menurutnya, sianida yang masuk ke dalam tubuh akan didetoksifikasi oleh hati melalui enzim rodanase.

“Kemudian rodanase mengubah menjadi ‎biosianat yang mudah dikeluarkan lewat ginjal. Karena terlalu banyak (kadar sianidanya), ginjalnya menjadi rusak, akhirnya menyebabkan kematian,” ucapnya.

Ikadin bersama dengan FH Universitas Trisakti membedah kembali kasus pembunuhan kopi sianida yang sempat menghebohkan masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News