Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ikhtiar Megawati Melobi Kampus Tertua di Rusia Bantu Riset Nuklir Indonesia

Selasa, 17 September 2024 – 09:55 WIB
Ikhtiar Megawati Melobi Kampus Tertua di Rusia Bantu Riset Nuklir Indonesia - JPNN.COM
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bersalaman dengan Rektor Universitas Saint Petersburg Prof. Nikolay Mikhailovich Kropachev di Saint Petersburg, Rusia, Senin (16/9/2024). Megawati mengunjungi Universitas Saint Petersburg untuk menyampaikan kuliah umum. Foto: Humas DPP PDIP

jpnn.com, SAINT PETERSBURG - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri melobi salah satu kampus ternama di Rusia, Universitas Saint Petersburg, untuk membantu para peneliti Indonesia dalam riset nuklir atau inti energi atom.

Pendekatan itu sebagai respons atas keinginan perguruan tinggi kondang milik Pemerintah Rusia tersebut membuka perwakilannya di Indonesia.

Pada Senin (16/9/2024), Megawati mengunjungi Universitas Saint Petersburg untuk menyampaikan kuliah umum.

Sebelum berbicara di sesi kuliah umum, Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu berbincang-bincang dengan Rektor Universitas Saint Petersburg Prof. Nikolay Mikhailovich Kropachev.

Pada pertemuan itu, Megawati didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian, mantan Menteri Sekretaris Negara Bambang Kesowo, dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof. Rokhmin Dahuri MS.

Adapun Nikolay sebagai sahibulbait didampingi Connie Rahakundini Bakrie yang kini menjadi mahaguru ilmu hubungan internasional di Universitas Saint Petersburg.

Nikolay mengawali perbincangan itu dengan memberi penjelasan tentang sejarah dan kiprah Universitas Saint Petersburg.

Menurut dia, perguruan tinggi tertua di Rusia itu telah mendirikan kampus perwakilannya di berbagai negara, antara lain, Tiongkok, Korea Selatan, Italia, Spanyol, Uzbekistan, hingga Mesir.

Menurut Megawati, Indonesia membutuhkan bantuan dalam proses untuk ilmu-ilmu dasar, seperti nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, dan bioteknologi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News