Ikon-Ikon Seni Jogja setelah sang Maestro Berpulang (3-Habis)
Di Tangan Pesulap, Warisan Itu Hidupi 100 KaryawanSabtu, 31 Januari 2009 – 06:21 WIB
Shika yang piawai bermain musik dan masih menjadi anggota International Magician Society di New York itu cocok menjadi entertainer. Sikapnya yang spontan serta humoris terlihat pada caranya mengelola galeri. Dia akrab dengan karyawan serta tamu yang datang yang baru pertama ditemuinya.
Galeri itu juga menyediakan layanan les membatik. Dengan begitu, para pengunjung bisa melihat dan merasakan sendiri proses membatik. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 20 ribu untuk membawa pulang batik kreasinya. Ruang membatik terletak di belakang galeri. Karena itu, bau lilin membatik bisa tercium di seluruh sudut galeri.
''Masyarakat kita tahu batik. Tapi, tidak tahu bagaimana proses membuatnya. Dengan menyediakan layanan les membatik, pengunjung kami tahu bagaimana repot dan susahnya membatik,'' kata pria yang rutin belajar agama dari Aswin Rose tersebut.