Ikut SBMPTN 2019 Pusingnya tak Hanya Sekali, Banyaaak, Hahaha
jpnn.com, JAKARTA - SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) tahun ini menerapkan sistem baru. Siswa bisa makin bimbang saat menentukan pilihan.
--
NOVAL antusias dan langsung berdiri ketika diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan dalam forum SBM PTN Day di Balairung Universitas Indonesia (UI) Depok Sabtu (15/6). Siswa kelas XII SMA swasta di Jakarta Selatan itu mengonfirmasi sejumlah informasi yang berseliweran terkait penerimaan mahasiswa baru di PTN.
”Ada informasi bobot tes potensi skolastik (TPS) dan tes potensi akademik (TPA) yang beda,” ujarnya.
Dia melanjutkan, bobot untuk TPS dipatok 60 persen dan TPA 40 persen. Kemudian, diberlakukan juga sistem klaster berdasar rumpun keilmuan.
Di hadapan pimpinan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), dia meminta penjelasan, apakah memang ada ketentuan pembobotan antara TPS dan TPA tersebut. Atau, hanya komponen subtes TPA yang diberi bobot karena terkait dengan rumpun ilmu program studi (prodi) yang bakal dilamar.
Lantaran banyak informasi yang beredar tersebut, Noval mengaku belum mendaftar SBMPTN hingga saat itu. Dia masih menimbang-nimbang prodi dan kampus yang akan dipilih.
Cerita lain dituturkan Rachma. Siswi penyuka K-pop itu mendaftar SBM PTN pada hari pertama pembukaan 10 Juni lalu. Dia mengaku langsung menentukan pilihan prodi bukan lantaran sudah mantap atau yakin.
”Tapi, setelah mengikuti dua ujian SBMPTN yang diselenggarakan LTMPT, saya mendapatkan nilai tengah,” ungkapnya.
Dengan nilai yang berada di tengah atau median tersebut, Rachma menyebut hasilnya tidak terlalu bagus. Beberapa hari sebelum pendaftaran SBMPTN dibuka, dia mencari informasi jurusan atau prodi yang cenderung sepi peminatnya.