Imajinasi Sukadi Bernilai Jual Tinggi
Mulai kuda, manusia, komodo, bangau, hingga berbagai jenis hewan lainnya. Harga jualnya pun cukup tinggi. Dia pernah menjual karyanya Rp 5 juta.
Keseharian itu telah dia geluti sejak 12 tahun silam. Kini, dia sering memamerkan hasil karyanya di Surabaya, Jogjakartan dan Jakarta. Pun pesanan datang tidak hanya dari tiga kota besar itu. Namun ada yang dari Riau hingga Papua. ‘’Belajarnya otodidak,’’ tuturnya.
Berawal ketika dia menemukan akar bambu berbentuk badan bangau yang hanyut terbawa banjir 2007 lalu. Selang sehari saat banjir susulan, di tempat yang sama dia menemukan kembali akar bambu berbentuk leher dan kepala bangau.
Keduanya kemudian digabung. Lantas dijemur hingga jadi tontonan warga. ‘’Banyak yang bilang suruh mendalami. Akhirnya saya coba mencari akar bambu dan saya jadikan bentuk lainnya,’’ ungkap suami Juwariyah itu.
Tadi tidak butuh waktu lama untuk membentuk akar bambu sesuai pesanan. Satu jenis kerajinan cukup satu jam diselesaikan. Peralatannya pun manual. Mulai pahat, gergaji, hingga amplas. Tanpa mesin. Kecepatan proses pengerjaan itu berbanding terbalik dengan pencarian bahan baku. Bisa berbulan-bulan. Sebab, harus mencari bahan sesuai bentuk pesanan.
Sehingga, Tadi tidak langsung dapat memenuhi pesanan ketika banjir order. ‘’Ada berbagai klasifikasi sesuai bahan. Saya bagi tiga jenis, harganya juga berbeda,’’ sambungnya.
BACA JUGA: Dokter Spesialis Enggan di Daerah Pedalaman, Bukan Sekadar soal Insentif
Harga yang dipatok berdasarkan kelangkaan dan tingkat kesulitan mencari bahan. Butuh imajinasi tinggi saat mencari bahan baku yang sesuai pesanan. Bahan yang mudah dicari dimasukan kelompok C. Harganya dipatok mulai Rp 15 ribu hingga Rp 200 ribu.