Impor Catat Rekor Baru
Pengembangan Industri Penghasil Bahan Baku Makin MendesakSelasa, 03 Mei 2011 – 03:03 WIB
Akselerasi nilai impor, menurut Rusman, juga disebabkan pencatatan impor yang lebih baik. Ia mencontohkan, diterapkannya area perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok (ACFTA), membuat impor yang sebelumnya ilegal, menjadi tercatatkan. "Sekarang kalau sudah zero (tarif nol persen), buat apa diselundupkan," kata Rusman.
Sepanjang Januari-Maret, Tiongkok masih menjadi negara dengan pemasok barang impor terbesar dengan nilain USD 5,30 miliar. Negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat tersebut menguasai pangsa 17,43 persen. Negara pemasok terbesar kedua adalah Jepang dengan USD 4,42 miliar dengan pangsa 14,53 persen. Posisi ketiga ditempati Thailand dengan USD 2,58 miliar dengan pangsa 8,5 persen. Thailand menggeser posisi yang selama ini ditempati Singapura.
Neraca perdagangan Indonesia masih surplus USD 1,81 miliar. Namun, tren surplus tersebut terus melambat. Pada Februari, surplus perdagangan masih mencapai USD 2,4 miliar. "Memang ada kecenderungan surplus terus menurun," kata Rusman.