Imron Rosadi Resmi Pimpin Kabupaten Cirebon, Seperti Asmaulhusna, 99 Hari Kerja Bukan 100
jpnn.com, CIREBON - Imron Rosadi resmi menjadi pelaksana tugas Bupati Cirebon mulai hari ini (Jumat, 17/5). Jika biasanya para kepala daerah punya target kerja dengan istilah 100 hari kerja, Imron justru punya istilah 99 hari kerja.
Buat Imron, 99 hari masa kerja lebih indah. Layaknya lafal asmaulhusna. Makna 99 hari kerja bagi Imron adalah kerja cepat. Dia menginginkan seluruh kepala dinas harus siap kerja dengan berbagai inovasi. Termasuk dengan kompetensi yang mereka miliki. Para kepala dinas, kabid, dan kasi, kata Imron, harus bisa mengurai berbagai persoalan di lapangan. Seperti masalah pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
(Baca Juga: Tak Lebih 10 Menit, Bupati Cirebon Dilantik Lalu Diberhentikan)
Para ASN itu dituntut bisa mengindentifikasi apa yang harus dikerjakan secara cepat dan tuntas. Setidaknya, sambung Imron, satu bulan kerja, jajaran SKPD sudah bisa mengurai semua permasalahan. Sehingga, di bulan kedua bisa bergerak. Dan hasilnya bisa diketahui di bulan ketiga.
Jika target tersebut tidak tercapai, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. “Jadi, program 99 hari kerja ini adalah program doa sapujagat. Artinya, konsep dari doa itu adalah ilmu kesehatan dan ekonomi. Sehingga, apa yang menjadi problem di tengah masyarakat bisa diselesaikan pemerintah daerah. Baik itu kemiskinan, lingkungan, dan pelayanan kesehatan,” kata Imron.
Terkait pendidikan, baik pendidikan formal maupun non-formal, Imron mengatakan mutunya harus bisa naik dari yang sebelumnya. Termasuk menekan angka buta aksara di Kabupaten Cirebon. “Sudah bukan zamannya lagi masih ada buta aksara di Kabupaten Cirebon. Ini juga harus tuntas,” tegasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, ada tiga faktor yang bisa mengikat sosial budaya di tengah masyarakat. Yakni keamanan, ketertiban, dan kenyamanan. Ketiga tiga faktor jika berjalan baik, akan berdampak pada geliat pertumbuhan ekonomi. “Ini penting. Karena ketiga faktor itu menjadi bagian penting dalam menjaga kondusivitas daerah,” ucapnya.
Karena itu, dia akan mendesak SKPD segera melakukan program-program yang sudah dicanangkan di awal tahun 2019. Sebab, kini sudah memasuki pertengahan tahun. “Perlu dioptimalkan. Jangan sampai program yang sudah dicanangkan dan tersusun dengan baik justru berantakan karena kurangnya support dari internal SPKD itu sendiri. Jadi akan saya tekankan kepada seluruh SKPD untuk serius membenahi pembangunan di Kabupaten Cirebon,” pungkasnya. (radarcirebon)