Indonesia Bisa Tiru Jepang untuk Turunkan Jumlah Perokok
jpnn.com, JAKARTA - Produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco products) memiliki peranan penting dalam menurunkan angka perokok di Jepang.
Ahli toksikologi dari Universitas Airlangga, Sho’im Hidayat, mengatakan berdasarkan data American Cancer Society, laporan penjualan rokok di Jepang mengalami tren penurunan. Hal itu diakibatkan oleh hadir dan berkembangnya produk tembakau yang dipanaskan.
Produk tembakau yang dipanaskan merupakan salah satu alternatif yang berbeda dengan rokok elektrik ataupun rokok. Pasalnya, produk ini mengandung tembakau asli yang dibentuk menyerupai batang rokok atau yang disebut sebagai batang tembakau.
Pada proses penggunaannya, batang tembakau itu dipanaskan pada suhu maksimum 350 derajat celcius, sehingga menghasilkan uap yang menghantarkan nikotin.
“Berdasarkan data American Cancer Society, sebelum ada produk tembakau yang dipanaskan, penurunan jumlah pembelian rokok di Jepang hanya sebesar 1,8 persen. Setelah produk ini dikenalkan, ternyata penurunan jumlah pembelian rokok mencapai 5,9 persen,” kata Sho’im yang turut menghadiri kongres ke-6 Asian College of Neuropsychopharmacology di Fukuoka, Jepang.
Produk tembakau yang dipanaskan, kata Sho’im, memang masih memiliki risiko, namun jauh lebih rendah daripada rokok.
“Risiko itu kan peluang terjadinya hal yang negatif, dalam hal rokok ya penyakit. Ketika dikenalkan dengan produk tembakau yang dipanaskan, ini sangat mungkin terjadinya penyakit juga, tapi risikonya jauh lebih rendah daripada rokok,” ujarnya.
Karena tidak ada proses pembakaran, maka produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan TAR dan memiliki zat kimia berbahaya yang lebih rendah daripada rokok.