Indonesia dan Jerman Kerja Sama Wujudkan Kelestarian Hutan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menerima kunjungan Duta Besar Jerman untuk Republik Indonesia H.E. Michael Freiherr von Ungern-Sternbergdi gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (13/8).
Dubes Jerman itu menemui Siti Nurbaya untuk mengucapkan salam perpisahan mengingat dirinya telah menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Indonesia.
Pada pertemuan siang hari itu membahas juga tentang perkembangan kerja sama antarkedua negara Indonesia-Jerman di bidang LHK. Proyek kerja sama Indonesia-Jerman dengan dukungan dari dua kementerian Jerman yaitu Kementerian Federal Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau BMZ, dan Kementerian Federal Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keamanan Nuklir atau BMU.
Proyek kerja sama Indonesia-Jerman dengan dukungan BMZ adalah Project Forest and Climate Change (FORCLIME) terdiri atas dua modul yaitu Technical Cooperation (TC) dari tahun 2010 sampai 2020 dan Financial Cooperation (FC) dari tahun 2011 hingga 2020. Project Executing Agency untuk kedua proyek adalah Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal dengan lokasi project di Kabupaten Kapuas Hulu, Malinau, dan Berau.
Tujuan proyek ini adalah melaksanakan strategi konservasi hutan dan pengelolaan hutan lestari yang menghasilkan penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta perbaikan taraf hidup masyarakat di lokasi tersebut.
Selain FORCLIME TC dan FC, BMZ juga mendukung kerja sama dalam bentuk Forest Programme (FP) di Jambi dan Sulawesi. FP di Jambi bertujuan untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan strategi konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) terpadu dalam kerangka nasional REDD+. Pelaksanaan program ini dari tahun 2016 hingga 2022 dengan lokasi antara lain di Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci.
Sedangkan untuk di Sulawesi, tujuan program adalah implementasi pengelolaan kerja sama yang terpadu di TN Lore Lindu, sehingga mendukung Indonesia dalam mengembangkan strategi dan implementasi terhadap tindakan-tindakan terkait konservasi keanekaragaman hayati dan DAS dalam rangka strategi REDD+ nasional di Sulawesi Tengah. Program ini berlangsung sejak November 2016 hingga November 2022.