Indonesia Surplus Politikus Minim Pengusaha
Rabu, 27 Agustus 2008 – 07:36 WIB
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang bicara pada sessi setelah makan siang menegaskan tidak ada pemisahan antara nasionalisme dan religiusitas. ”Citra PKS sebagai partai Islam sering dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan seakan-akan bertentangan dengan jiwa nasionalisme, padahal paradigma itu salah,” katanya.
Dia mencontohkan, Departemen Pertanian yang dipimpin oleh menteri dari PKS. ”Alhamdulillah, Indonesia berhasil surplus pangan. Padahal, sulit dibayangkan kaum santri seperti kami-kami ini memimpin sebuah departemen teknis seperti itu,” katanya.
Saat menjabat sebagai Ketua MPR dirinya juga tidak berupaya mengubah pasal-pasal dalam undang-undang dasar. ”Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika PKS memimpin bangsa ini,” kata Hidayat.
Soal tampilan misalnya, doktor hadits lulusan Madinah itu menilai masih banyak yang ragu-ragu dengan jenggot PKS. ”Padahal dulu salah satu perumus pembukaan UUD 1945, KH Agus Salim jenggotnya jauh lebih panjang dari jenggot saya atau jenggot pak Tifatul, jadi jangan takut dengan jengot PKS,” katanya.
Soal teriakan takbir juga pernah dikhawatirkan. ”Padahal, kami itu meniru semangat bung Tomo saat mengibarkan semangat arek-arek Suroboyo merobek bendera merah putih biru belanda menjadi merah putih,” kata Hidayat yang kemarin tampil berbatik coklat lengan panjang.
Chairman Jawa Pos Dahlan Iskan yang juga menjadi pembicara menilai tema nasionalisme yang diangkat PKS kurang tepat. ”Sebenarnya tidak ada yang meragukan nasionalisme PKS, justru yang harus diangkat adalah tema kebangsaan,” katanya.