Indonesia Tagih Janji Jepang Membantu Transisi Energi
Inisiatif AZEC didasari keyakinan kedua negara bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model dalam mewujudkan transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda.
Indonesia dan Jepang juga meyakini keamanan pasokan, keterjangkauan, dan people-oriented menjadi kunci utama dalam proses transisi energi.
Jepang --negara yang miskin energi-- berharap menjadi ekonomi hidrogen terdepan di dunia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional yang mencemari lingkungan, seperti batu bara dan minyak.
Untuk itu, Jepang menjanjikan dukungan keuangan dan teknologi di bawah kerangka AZEC.
Para anggota AZEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dapat mempertimbangkan untuk membuat rencana induk hidrogen dan amonia di Asia sebagai langkah berikutnya.
Sebagai langkah nyata pertama di bawah AZEC, perusahaan Jepang, termasuk Iwatani Corp dan Electric Power Development, telah sepakat untuk bersama-sama menciptakan rantai pasokan hidrogen pertama Jepang.
Rantai pasokan itu dijalin antara Negara Bagian Victoria, Australia, dan Kawasaki, sebuah kota industri dekat Tokyo, untuk memajukan transisi energi ke masyarakat yang lebih bersih.
Jepang akan menekankan pentingnya investasi dalam gas, gas alam cair, serta hidrogen dan amonia selama kepresidenannya di G7 tahun ini, serta tetap menjaga pemanfaatan energi bersih untuk memenuhi target netral karbon 2050. (ant/dil/jpnn)