Industri Kertas Tunjukkan Sinyal Perbaikan
Sepanjang tahun lalu, emiten berkode SPMA itu mampu membukukan penjualan Rp 1,622 triliun atau tumbuh 19,2 persen dibanding 2015.
Salah satu faktornya adalah kenaikan harga jual kertas pada 2016 sebesar 12,5 persen.
Di sisi lain, volume penjualan SPMA masih tetap tumbuh 6,2 persen.
Pada lima bulan pertama tahun ini, volume penjualan mampu mencapai 90.599 metrik ton.
Total kapasitas terpasang perseroan mencapai 224 ribu metrik ton per tahun.
Pada tahun lalu, utilisasi perseroan mencapai 91,6 persen atau sebanyak 205.111 metrik ton.
Dari total utilitas, sekitar 50 persen digunakan untuk memproduksi dupleks, 30 persen untuk kertas pembungkus makanan, serta sisanya kertas tisu.
”Kami mempunyai backbone (penjualan, Red) baru, yakni produk tisu. Situasi pertumbuhan ekonomi seperti ini yang tidak mengalami krisis adalah hospitality. Tisu dijual di sektor tersebut,” tutur Hendro.