Industri Pacuan Kuda Indonesia Harus Kolaboratif & Inovatif Hadapi Perkembangan Global
Winfried Engelbrecht-Bresges selaku Chairman ARF pun mengapresiasi perkembangan pacuan kuda di Indonesia. Menurut dia, data demografi penonton kuda di Asia mayoritas (sekitar 43 persen) adalah di atas 55 tahun dan ini menjadi sebuah tantangan yang dibahas dalam konferensi ARC.
Chairman ARF menyampaikan pentingnya keterlibatan penggemar dan kebutuhan untuk menarik generasi muda agar menikmati event olahraga pacuan kuda sejak usia dini yang nantinya diharapkan dapat menciptakan minat terhadap olahraga tersebut.
Perkembangan pesat industri pacuan kuda di beberapa negara Arab juga menjadi sorotan utama dalam konferensi ARC. Mohammad Saeed Al Shehhi dari Otoritas Balap Emirates, berbicara tentang revolusi dan kekuatan pacuan kuda di Uni Emirat Arab. “Dubai memiliki beberapa balapan terbaik, dan balapan adalah cara yang bagus untuk memasarkan negara dan memasarkan gaya hidup negara tersebut,” katanya.
Direktur Strategi Jockey Club Arab Saudi Tom Ryan menegaskan bahwa semua metrik mengarah ke arah yang tepat untuk pacuan kuda di negara dan kawasan tersebut.
“Kami benar-benar mendorong kemajuan dalam semua hal demi kemajuan industri pacuan kuda di Arab Saudi,” tegasnya.
Tom Ryan mengatakan mereka telah melakukan banyak hal besar dengan acara pacuan kuda Saudi Cup. Dia juga berbicara tentang rencana pembangunan arena pacuan kuda baru di Qiddiya.(dkk/jpnn)