Inflasi Indonesia Lebih Baik dari Amerika Serikat di Bawah Koordinasi Airlangga
Menko Airlangga mengatakan pemerintah juga berupaya memastikan kelancaran distribusi, terutama untuk sepuluh komoditas pangan strategis, serta optimalisasi tol laut untuk distribusi ke daerah tertinggal, terpencil dan terluar.
“(Dalam menjaga tingkat inflasi) ada beberapa hal juga yang perlu ditekankan, pertama kesinambungan pasokan domestik sebagai kunci utama untuk menjaga stabilitas pangan di seluruh daerah,” ucapnya.
Dia juga menyoroti pentingnya pengembangan neraca pangan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyediakan data pangan yang akuntabel, sehingga stabilisasi harga di daerah dapat lebih termonitor.
Menko Airlangga menuturkan bahwa berbagai program pengendalian inflasi tersebut didukung dengan anggaran dari berbagai kementerian dan lembaga di tingkat pusat yang per 31 Mei 2024 realisasinya mencapai Rp 39 triliun, atau 29 persen dari pagu Rp 124,16 triliun.
Realisasi fiskal untuk berbagai program tersebut di tingkat daerah mencapai Rp 13,56 triliun dari total pagu Rp 92,87 triliun.
Menko Airlangga mengatakan terkendalinya inflasi mendukung kinerja pertumbuhan ekonomi nasional yang tahun lalu mencapai 5,11 persen.
Menurutnya kinerja pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi Bank Dunia hanya sebesar 2,6 persen.
Meskipun begitu dia menyampaikan bahwa Indonesia perlu mewaspadai adanya pergeseran potensi perdagangan dan rantai pasok di kawasan Asia Tenggara dari Tiongkok ke Amerika Serikat.