Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Informasi Terbaru, WHO Rekomendasikan Obat Ini untuk Pasien COVID-19

Rabu, 07 Juli 2021 – 21:00 WIB
Informasi Terbaru, WHO Rekomendasikan Obat Ini untuk Pasien COVID-19 - JPNN.COM
WHO. Ilustrasi Foto: Reuters

jpnn.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (6/7) merekomendasikan obat interleukin-6 untuk pasien COVID-19 parah, mendesak produsen agar bergabung dalam upaya mempercepat akses ke obat tersebut.

WHO melalui siaran pers menyebutkan bahwa langkah tersebut berdasarkan pada temuan dari meta-analisis prospektif dan jaringan hidup yang dipelopori oleh WHO, analisis obat-obatan terbesar hingga saat ini.

Ini adalah obat pertama yang ditemukan ampuh melawan COVID-19 sejak kortikosteroid direkomendasikan oleh WHO pada September 2020.

"Pasien COVID-19 parah atau kritis kerap mengalami reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, yang dapat membahayakan sekali kesehatan pasien. Obat Interleukin-6 - tocilizumab dan sarilumab - bertindak untuk menekan reaksi berlebihan ini," bunyi siaran pers WHO.

Menurut WHO, meta-analisis prospektif dan jaringan hidup menunjukkan bahwa pada pasien parah atau kritis, pemberian obat ini mengurangi potensi kematian 13 persen, dibanding perawatan biasa.

Ini menandakan bahwa akan ada penurunan 15 kematian per 1000 pasien, dan sebanyak 28 kematian lebih sedikit per 1000 pasien kritis, kata WHO.

Selain itu, penggunaan obat tersebut kemungkinan mengurangi ventilasi mekanis di antara pasien parah dan kritis hingga 28 persen, dibanding perawatan biasa. Hal ini mengartikan bahwa 23 pasien lebih sedikit dari seribu pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis.

Guna meningkatkan akses dan jangkauan produk-produk penyelamat nyawa ini, WHO meminta produsen untuk menurunkan harga dan menyediakan pasokan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terlebih yang mengalami lonjakan COVID-19.

Menurut WHO, meta-analisis prospektif dan jaringan hidup menunjukkan bahwa pada pasien parah atau kritis, pemberian obat ini mengurangi potensi kematian 13 persen

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News