Ingat Freeport, Ingat Julius Tahija
Mereka juga mendapat tugas, "mencegah pulau ini dijadikan batu loncatan oleh pasukan Jepang untuk masuk Australia," tulis Emil Salim dalam Melakoni Hidup Adicita Saumlaki, termuat dalam buku bertajuk Julius Tahija.
Dari Saumlaki ke barat laut Darwin, Australia, jaraknya sekira 450 km.
29 Juli 1942. Fajar sedang merah-merahnya…
Tahija dan pasukannya mengintip pasukan Jepang yang baru saja datang.
Begitu merapat ke dermaga, dalam jarak tembak yang tepat, Tahija menyeru, "tembak!"
Prajurit Jepang yang tidak mengira akan mendapat "ucapan selamat datang", bertumbangan.
Sebagian pontang-panting. Tahija lagi-lagi memberi komando, "tembak!"
Sejurus kemudian, Jepang melakukan serangan balik. Tahija dan pasukannya kabur ke hutan, laju ke pantai, dan dengan perahu Bugis, berlayar ke Australia.