Ini Cara Kerja Sindikat Pembobol Dana Bank Rp 75 Miliar
Akhirnya, Ivan yang memang berpenampilan perlente menggaet PT Hayashi, perusahaan bidang properti asal Bali.
Ivan pun berkomplot dengan Yosikana, Dirut PT Hayashi. Keduanya seolah-olah memiliki proyek besar berupa pembangunan 50 unit vila di Jimbaran, Bali. Ivan lalu mengajukan kredit ke BSM dengan jaminan deposito uang milik PPI sebesar Rp 50 miliar tersebut.
Karena sudah berkomplot dengan orang dalam BSM, tentu langka Ivan mulus. Akhirnya, keluar surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 50 miliar. ’’Proyek vila di Bali itu sebenarnya fiktif juga,” ungkap polisi dengan dua melati di pundak itu.
Nah, SKBDN itu kemudian dicairkan Yosikana. Namun, kredit Rp 50 miliar itu tidak diterima utuh. Ada potongan atau diskon 10 persen sehingga jumlah uang yang keluar tinggal Rp 45,6 miliar.
Uang tersebut lalu ditransfer ke rekening perantara antarkantor (RPAK). Dari Rp 45,6 miliar itu, sebesar Rp 25 miliar diambil Ivan untuk menutupi uang sisa yang dipertanyakan PPI. Sisanya kembali dibuat bancakan oleh para pelaku.
Namun, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Begitu pula aksi pembobolan yang dilakukan Ivan cs. Pada 15 Oktober kedok Ivan terbongkar. Saat itu BSM menemukan keanehan pada deposito milik PPI yang harus dicairkan pada 17 Oktober 2014.
Petinggi BSM kaget lantaran merasa ditipu dengan mengeluarkan SKBDN sebesar Rp 50 miliar. Mereka akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya. ”Kami menemukan bukti, bilyet deposito Rp 50 miliar untuk syarat SKBDN ternyata palsu,” tandas Arie.
Polisi lantas bergerak cepat. Secara bertahap, mulai 22 Desember 2014 hingga 19 Januari 2015, keempat pelaku bisa diciduk dari tempat tinggalnya masing-masing. Selain itu, polisi menyita sejumlah barang yang diduga dibeli pakai uang hasil kejahatan tersebut. Di antaranya, beberapa unit mobil mewah.