Ini Dia Nih Cikal Bakal PKI
Kongsi Para Jurnalis
Angin Revolusi Rusia 1917 sampai pula ke Hindia Belanda. Tjipto Mangunkusumo menaikkan tulisan Sneevliet, dedengkot ISDV tentang kemenangan Lenin dan kaum Bolshevik di surat kabar yang dipimpinnnya, De Indier.
"Lonceng kemerdekaan kini terdengar di mana-mana...apakah suara lonceng kegembiraan juga sampai di kota-kota dan desa-desa negeri ini?..di sini hidup rakyat yang menghasilkan kekayaan yang telah berabad-abad mengalir ke lemari besi kaum yang berkuasa di Eropa Barat, terutama di negeri kecil yang menjalankan kekuasaan politik di sini..." --begitu cuplikan tulisan Sneevliet di De Indier, 19 Maret 1917.
Seiring berjalan waktu, kongsi kaum pergerakan dari berbagai aliran tak lagi hanya di ranah jurnalistik. Sebab memahami bahwa organisasi hanyalah alat perlawanan, maka, tak sedikit aktivis yang rangkap organ dan rangkap jabatan.
Hal ini tercermin dalam perdebatan kubu Semaoen, Ketua SI Semarang dan kubu Hartogh, Ketua ISDV saat kongres VII ISDV di Semarang, 23 Mei 1920.
Semaoen bersikeras merubah ISDV menjadi PKI. Sementara Hartogh menolak. Berikut cuplikan ringkas perdebatan kedua kubu tersebut, sebagaimana dilansir dari majalah ISDV, Het Vrije Woord, 25 Juni 1920:
Semaun, Bergsma, cs: Banyak orang menamakan dirinya sosialis, tetapi sebetulnya mereka pengkhianat-pengkhianat sosialis. Di Hindia juga terdapat sosialis-sosialis palsu. Sosialisme palsu mematahkan kepercayaan-kepercayaan proletariat akan kemampuan dirinya sendiri dan terpaksa menggantungkan diri pada kapitalisme.
Hartogh: Sudahkah kita siap sekarang? Pergerakan sosialisme di Indonesia baru tumbuh. Masih ada orang yang merangkap keanggotaan Budi Utomo dengan ISDV dan sebagainya. Dan usul perubahan ini baru kemauan dari beberapa orang saja, belum kemauan anggota yang luas.