Ini Penjelasan Dokter Reisa tentang Ruangan AC dan Penyebaran Covid-19
Doktet Raisa menyampaikan, publik harus benar-benar mengerti bagaimana, kapan dan dalam situasi penyebaran virus SARS CoV-2 terjadi antarmanusia.
Dalam pernyataan resmi Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 9 Juli 2020, diterangkan bahwa transmisi atau penularan SARS CoV-2 terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplets, baik secara langsung atau tidak langsung ataupun kontak dekat.
Dalam suatu penelitian, transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan, seperti melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung dan kegiatan serupa lainnya.
Dokter Reisa mengatakan, percikan air liur atau droplets yang dikeluarkan ketika seseorang itu batuk, bersin, berbicara atau bahkan bernyanyi.
WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol, yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Menurutnya, teori menunjukkan bahwa sejumlah droplets pernapasan bisa menghasilkan aerosol.
Die menjelaskan Aerosol itu adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil, sehingga bisa melayang di udara.
“Saya ulangi lagi, droplets adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer. Sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer. Dan airborne adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh,” ujarnya.
Reisa memberikan tips tambahan untuk pencegaha penularan COVID-19. Masyarakat harus memakai masker dengan benar.