Ini Tentang Mutilasi Pasar Besar Malang, Lengkap, Mencekam, Jangan Baca Kalau Anda Penakut
Setelah dievakuasi, potongan jasad korban lalu dibawa polisi ke kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Masih belum diketahui hasil otopsinya. Namun, tanda yang bisa jadi petunjuk yang memperjelas identitas korban. Di telapak kaki kanan korban ada tato bertuliskan ”Sugeng”. Sedangkan di telapak kaki kiri terdapat tato bertuliskan ”Wahyu yang kuterima di gereja bersama keluarga”.
Kemudian sekitar pukul 18.00, dua perempuan mendatangi kamar mayat RSSA Malang. Keduanya langsung menangis dan menanyakan perkembangan penemuan jasad perempuan kepada wartawan koran ini. Dua perempuan tersebut mengetahui adanya penemuan mayat setelah ramai dikabarkan di media sosial (medsos).
”Saya lihat foto-foto korban tadi (kemarin) jadi ingat ponakan saya, sudah dua minggu pergi belum kembali,” kata Siti Fatimatul Ulum, 39, warga Muharto.
Keponakannya bernama Della. Usianya 15 tahun dan tinggal di Karangploso, Kabupaten Malang. Dua pekan lalu, Della pamit ke orang tuanya untuk melihat bantengan di Karangploso. Sejak itu Della belum pulang.
”Ya sejak itu memang sudah hilang. Orang tuanya tidak mau mencari karena Della katanya jadi anak punk, dulu anaknya mondok tapi ucul,” tuturnya sambil menitikan air mata.
Kepada petugas medis, keduanya meminta untuk diperlihatkan potongan tubuh korban. Dari kondisi fisik yang mereka lihat, seolah menunjukkan kesamaan. Keduanya melihat kesamaan itu dari ukuran badan dan rambut sebahu.
Siti menyatakan, di Karangploso Della tinggal bersama neneknya. Sebelum mengetahui ada jasad perempuan yang ditemukan dalam keadaan terpotong-potong, Siti mengaku punya firasat melalui mimpi. ”Anak saya mimpi, katanya Della senyum. Tapi, kepalanya tertutup jarik. Semoga bukan Della ya Allah,” kata Siti.
Polisi Mulai Minta Keterangan Tiga Saksi