Institut Kesehatan Brasil Ragukan Keampuhan Vaksin Tiongkok yang Dibeli Indonesia
![Institut Kesehatan Brasil Ragukan Keampuhan Vaksin Tiongkok yang Dibeli Indonesia Institut Kesehatan Brasil Ragukan Keampuhan Vaksin Tiongkok yang Dibeli Indonesia - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/normal/2021/07/21/institut-kesehatan-brasil-ragukan-keampuhan-vaksin-tiongkok-ztaw.jpg)
Tingkat kemanjuran vaksin buatan perusahaan China, Sinovac, yang juga dibeli Indonesia, sempat dilaporkan di atas 50 persen di Brasil. Tapi laporan itu dibantah oleh lembaga kesehatan masyarakat setempat yang menangani uji coba vaksin di sana.
Dalam artikelnya yang terbit hari ini (22/12), The Wall Street Journal melaporkan tingkat kemanjuran vaksin COVID-19 Sinovac Biotech Ltd. telah melewati ambang batas 50 persen dalam uji coba tahap akhir di Brasil.
Pada laporannya tersebut, The Wall Street Journal mengutip sumber informasi yang disebut sebagai "orang yang terlibat dalam pengembangan vaksin itu."
Orang-orang yang terlibat dalam uji coba Brasil, yang disebutkan telah menyelesaikan Tahap 3 minggu lalu, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa hasilnya menunjukkan tingkat efektivitas CoronaVac di atas 50 persen, melebihi ambang batas untuk vaksin dianggap layak oleh para ilmuwan internasional.
Namun mereka yang terlibat dalam pengembangan vaksin ini menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.
Dibantah Lembaga Kesehatan Brasil
![Institut Kesehatan Brasil Ragukan Keampuhan Vaksin Tiongkok yang Dibeli Indonesia Institut Kesehatan Brasil Ragukan Keampuhan Vaksin Tiongkok yang Dibeli Indonesia](http://www.abc.net.au/news/image/12560236-3x2-700x467.jpg)
Di sisi lain, para ilmuwan yang mengikuti perkembangan vaksin COVID-19 yang tengah berjalan di dunia mengatakan mereka mengharapkan vaksin buatan Sinovac bisa menunjukkan kemanjuran yang sebanding dengan vaksin COVID-19 lainnya, yang telah terbukti 95 persen manjur dalam uji coba.
"Setiap orang mengharapkan tingkat kemanjuran di atas 90 persen," kata Domingos Alves, seorang profesor di Sekolah Kedokteran Ribeirão Preto di São Paulo yang mengkhususkan diri dalam menganalisis data kesehatan, seperti dikutip dari The Wall Street Journal.