Iran Sukses Kurangi Kematian Akibat Corona Hingga 40%, Begini Caranya
jpnn.com, TEHRAN - Pandemi virus corona yang melanda Iran sempat membuat negeri Para Mullah itu babak belur. Sudah lebih dari 4.500 warga Iran yang meninggal dunia akibat virus mematikan itu.
Namun, Iran mampu mengerem laju angka kematian akibat virus yang menimbulkan penyakit coronavirus disease 2019 (COVID-19) itu. Hal itu tak terlepas dari penggunaan terapi plasma.
Laman Tehran Times mengabarkan, penggunaan terapi plasma di Iran mampu menekan angka kematian akibat virus corona hingga 40 persen. Para ahli di Iran menggunakan terapi plasma untuk membantu pemulihan pasien COVID-19.
Melalui terapi plasma, seseorang yang sudah sembuh dari COVID-19 mendonorkan plasma darahnya kepada pasien yang masih dalam tahap perawatan. Iran telah menggunakan terapi itu sejak lebih dari sebulan lalu.
“Kami memulai terapi plasma sekitar empat puluh hari lalu dan hingga saat ini 300 orang telah mendonorkan plasma darah mereka. Hasilnya adalah penurunan 40 persen jumlah kematian akibat virus corona,” ujar Dr. Hassan Abolqasemi yang memimpin program penyembuhan melalui metode tersebut.
Hassan menambahkan, adalah fakta bahwa ketika Iran menghadapi pandemi virus corona tak seorang pun siap menanggulanginya. Tenaga medis pun memprioritaskan penyelamatan nyawa pasien COVID-19 yang kritis.
Menurut Hassan, terapi plasma telah terbukti efektif pada penyembuhan pasien berpenyakit severe acute respiratory syndrome (SARS), Middle East respiratory syndrome-related coronavirus (MERS-CoV) dan ebola. Namun, organisasi internasional belum menyampaikan pendapatnya soal penggunaan terapi plasma.
“Amerika Serikat mulai melakukan terapi plasma tiga minggu setelah kami. Kemudian Prancis, Jerman, Belanda dan beberapa negara Eropa mulai melakukannya dan meminta kami membagikan pengalaman kami,” katanya.