ISIS Runtuh, Asia Tenggara Kembali Dihantui Teroris
jpnn.com, BANGKOK - Kaca di dekat stasiun Bangkok Mass Transit System (BTS) Chong Nonsi itu masih retak. Belum ada perbaikan kemarin (3/8). Kaca tersebut menjadi saksi serangkaian serangan bom pingpong yang terjadi sehari sebelumnya. Disebut bom pingpong karena ukuran dan daya ledaknya yang kecil.
Serangan itu mungkin kecil. Tak ada korban jiwa, hanya 4 orang luka tak parah. Tapi, momentumnya pas. Yaitu, saat Bangkok menjadi tuan rumah KTT ASEAN. Rasanya seperti tercoreng dua kali. Sebab, pada 2009 KTT ASEAN di Pattaya, Thailand, juga tak berjalan mulus.
Saat itu demonstran kaus merah yang menginginkan pemilu menyerbu lokasi konferensi. Mereka adalah massa yang menentang mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra. Kerusuhan terjadi dan sejumlah pemimpin negara harus diselamatkan dari hotel. Mereka dijemput helikopter militer di atas hotel.Â
Beruntung, serangan kali ini tidak separah satu dekade lalu. Kepala Polisi Nasional Thailand Chakthip Chaijinda memastikan situasi terkendali. KTT ASEAN tetap berjalan sesuai jadwal. Polisi juga masih memburu para pelakunya.
Versi polisi, pelakunya adalah pemberontak di wilayah selatan. Mereka adalah kelompok pemberontak yang juga melakukan serangan di tujuh lokasi pada Agustus 2016. Kelompok tersebut ingin memperluas operasi serangan. Diyakini bahwa mereka didukung politisi dan kelompok lainnya.
''Meski kelompoknya sama, kali ini mereka menggunakan anggota baru yang tidak punya rekam jejak tindak kriminal untuk menyerang Bangkok,'' ujar Chakthip seperti dikutip Bangkok Post.
BACA JUGA: Bom Pingpong Meledak Dekat Lokasi KTT ASEAN
Polisi memastikan situasi sudah dapat dikontrol. Wakil Kepala Polisi Chaiwat Kateworachai memimpin penyelidikan. Chaiwat juga memimpin investigasi serangan bom di Kuil Erawan pada Agustus 2015.