Israel Gempur Terowongan Rafah
Berdalih Balas Dendam Kematian Seorang Serdadunya yang Jadi Korban HamasKamis, 29 Januari 2009 – 00:55 WIB
Akibat serangan Israel di Rafah, perbatasan dengan Mesir, ketenangan yang baru saja dirasakan warga Gaza kembali terusik. Mereka kembali berlarian meninggalkan rumah --lebih tepat disebut seonggok puing-puing bekas serangan 22 hari Israel lalu-- untuk berlindung.
Terowongan-terowongan yang berada dekat perbatasan itu memang target utama militer Israel untuk dihancurkan. Persepsi mereka, Hamas menyelundupkan senjata ke Gaza melalui terowongan tersebut. Sejak gencatan senjata sepihak Israel tercetus, terowongan itulah yang paling dikhawatirkan. Negeri Yahudi tersebut getol melobi Amerika Serikat dan Eropa agar bersedia menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka menyetop saluran senjata Israel baik lewat darat maupun laut. Israel bahkan juga menekan Mesir agar menutup sekaligus mengawasi seketat mungkin perbatasan.
Sementara itu, utusan Amerika Serikat khusus Timur Tengah, George Mitchell, telah mendarat kemarin di Mesir. Dia bertugas menyambung lidah Presiden Barack Obama untuk perdamaian Palestina dan Israel. Tugasnya kini lebih berat. Sebelumnya dia dijadwalkan hanya akan memediatori dua kubu, Palestina dan Israel membuat komitmen perdamaian baru. Namun, karena kontak senjata kembali berkecamuk, dia harus mengerahkan tenaga terlebih dahulu agar pihak bertikai, Hamas dan militer Israel menghentikan serangan.