Istana Dibentengi Kawat Berduri, Reuni 212 Panen Simpati
jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Adi Prayitno menilai pengamaman di lokasi Reuni Akbar 212 seharusnya dilakukan sewajarnya, mengingat forum terbuka itu diisi dengan beragam kegiatan keagamaan.
Hal ini disampaikan Adi terkait langkah kepolisian menerapkan pengamanan ketat jelang pelaksanaan reuni 212 yang akan digelar besok (2/12). Hal ini terpantau dari banyaknya personel kepolisian yang sudah bersiaga di sekitar Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (1/12) malam.
Bahkan, pemasangan kawat berduri dilakukan untuk membentengi Istana Kepresidenan Jakarta, yang berada persis di seberang Monumen Nasional (Monas) tempat lokasi reubi berlangsung.
"Semakin pengamanannya ketat, makin besar dan makin dapat simpati dari rakyat itu 212. Padahal reuni 212 acara keagamaan biasa yang tak perlu diperlakukan berlebihan," kata Adi dikonfirmasi jpnn.com, Minggu malam (1/12).
Secara politik sekalipun, lanjut direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, kegiatan yang kabarnya akan dihadiri jutaan orang itu bukanlah momen yang perlu ditakutkan.
"Perlakukan sewajarnya saja toh secara politik tak ada yang perlu ditakutkan berlebihan. Andai ada dari mereka yang merusak, hate speech, ujaran kebencian, fitnah dan menghasut tinggal proses secara hukum," tandas pengajar du Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini.
Dari rundown itu diketahui bahwa Reuni 212 akan diawali dengan salat tahajud pada pukul 03.00 WIB hingga 03.30 WIB. Kemudian disambung dengan istigasah dari 03.30 WIB hingga 03.50 WIB.
Massa kemudian akan melakukan salat subuh berjemaah dari pukul 03.50 WIB hingga 04.30 WIB. Lalu doa dan zikir bersama untuk bangsa dimulai dari 04.30 WIB hingga 05.10 WIB. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembacaan maulid dari 05.10 WIB hingga 05.40 WIB.