Jadi Petani Zaman Now, Bisa Ambil KUR, Pakai Teknologi, dan Berangkat Ke Korsel untuk Pelatihan, Mau?
“Sehingga, pertanian tak hanya sekadar tanam-petik-jual, tak hanya sekadar di kebun, on farm, sawah, ladang, dan lain sebagainya, tetapi sesungguhnya, sebelum kita tanam, wajib menyiapkan diri dengan modal. Ingat pertanian itu perlu modal,” tutur Dedi.
Untuk modal, Kementan telah bekerja sama dengan perbankan menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. Bunganya cukup ringan hanya 6 persen saja. Untuk pinjaman di bawah Rp 50 juta, tak memerlukan agunan.
“Program ini untuk mendukung petani dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka,” tutur dia.
Ke depan, Dedi melanjutkan, petani harus berdaya saing. “Petani harus mempunyai adrenaline mencari duit sebanyak-banyaknya di sektor pertanian. Petani milenial bisa membaca peluang dengan baik,” papar Dedi.
Dedi berharap peserta program magang ini menyerap mengambil dan mempelajari seluruh inovasi teknologi yang ada di negara tujuan dengan baik.
“Kalian juga harus mampu meresapi, meniru, bahkan melaksanakan sistem pertanian di sana. Bagaimana caranya menjadi pengusaha petani milenial, bagaimana caranya mengolah tanah, menanam yang bagus, caranya mengolah produk pertanian kita menjadi produk turunan yang menghasilkan duit lebih banyak, bagaimana pula cara pengemasan yang bagus,” tuturnya.
Dedi meminta kepada para peserta magang ke Korea Selatan untuk selalu semangat belajar.
“Kalian harus semangat menjadi petani milenial. Saya ingin tahun depan kalian pulang dari Korea sudah penuh ilmunya, langsung praktik lapangan,” harap Dedi.