Jawa-Non Jawa, Jalan Panjang
Senin, 02 Maret 2009 – 07:06 WIB
Teori yang dikategorikan oleh Ricardo L. Garcia (1982) ditimbanya dari kemajemukan masyarakat di Amerika dan negara lain, yang kebetulan cocok dengan melting pot bernama Indonesia. Namun sebelum telanjur tenggelam ke lubuk euphoria, masih ada relitas politik, bahwa masyarakat cenderung memilih pemimpin yang berasal dari kalangan mereka. Yang mayoritas selalu saja memilih dari kalangan mereka, dan itu demokratis saja adanya, bukan? Jika rakyat mayoritas atau mayoritas pemilih tetap bersikukuh memilih capres Anu dan bukan capres Polan, mau apa lagi?
Regulasi politik yang tidak deskriminatif saja kelihatannya tidak cukup, tanpa sokongan pencerdasan dan pencerahan politik. Semakin meyakinkan pula setelah dibarengi tingkat pendapatan yang memadai. Apa boleh buat, masih panjang jalan yang ditempuh. **