JCAF #8 Perkuat Kerja Sama Filantropi-Pemerintah Memajukan Pembangunan
Dengan melakukan kegiatan filantropi, kata Vivi, kita juga melakukan social innovation dalam upaya memperbaiki masalah sosial yang ada dengan lebih proaktif, kolektif, dan terstruktur yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.
Saat ini pun, lanjut Vivi yang juga merupakan Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan ini, kegiatan filantropi dipengaruhi oleh faktor peraturan atau perundang-undangan, digitalisasi dalam bentuk fundraising platform, dan adanya kolaborasi lintas negara.
"Dari sisi pemerintahan mendorong terjadinya transformasi di bidang sistem kesehatan, perlindungan sosial, transformasi digital, transformasi energi, low carbon development, dan transformasi ekonomi melalui adanya kegiatan filantropi," tambah Vivi.
Secara khusus JCAF #8 menggarisbawahi tiga kegiatan utama yang telah didorong sektor privat terkait pemenuhan perlindungan lingkungan, edukasi dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Salah satu pelaksana kegiatan filantropi, Chief of Corporate Affairs Engagement & Sustainability L’Oreal Indonesia Melanie Masriel menggarisbawahi pentingnya value sustainability dalam menjalankan visi dan misinya.
Dia mengungkapkan, saat ini Loreal melakukan inisiatif untuk mentransformasi lingkungan hidup dan memperkuat peran perempuan yang berkontribusi dalam menyelesaikan tantangan di masa depan.
"L’Oreal menganut paradigma 3P yaitu product, people, dan planet. Ketiganya memiliki tujuan supaya mengembangkan diri dan menjaga ekosistem sehingga dapat berkontribusi secara berkelanjutan. Komitmen L’Oreal terbukti dalam program yang berkaitan dengan nyaris seluruh tujuan SDGs," bebernya.
Ketua Yayasan Bakti Barito Fifi Setiawaty Pangestu menunjukkan upaya korporasi mendorong inovasi penguatan agenda iklim. Beberapa fokus utama program yang dimiliki oleh Yayasan Bakti Barito antara lain di bidang edukasi, lingkungan, ekonomi sirkuler, dan sosial.